About Carving Art

Tradisi Indonesia memiliki kreasi seni yang luar biasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini disebabkan karena seni merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan ritual keagamaan. Salah satu yang paling menonjol adalah seni pahat atau ukir.
Indonesia has a tradition of exceptional artistic creation, both in terms of quantity and quality. This is because art is a thing that can not be separated from social life and religious rituals. One of the most prominent is sculpture or carving.
Seni ukir adalah seni membentuk gambar pada kayu, tempurung, bambu, batu, logam dan bahan lainnya. Hasilnya berupa gambar atau hiasan yang indah, dengan bagian-bagian yang cekung dan cembung yang disebut relief. Di samping berbentuk relief, ukiran ada juga yang berlubang (tembus). Ukiran biasanya memiliki berbagai tema, biasanya terinspirasi dari tumbuhan, hewan, alam, manusia, atau bahkan suatu cerita.
Sculpture is an art form images on wood, shell, bamboo, stone, metal and other materials. The result is an image or a beautiful decoration, with parts of the concave and convex is called a relief. In addition to the form of reliefs, carvings there are also perforated (translucent). Engraving usually have various themes, usually inspired by plants, animals, nature, people, or even a story. 
           Bangsa Indonesia mulai mengenal seni ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan. Pada zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM, bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yanitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. 
Indonesia began to recognize the nation carved from the younger stone age (Neolithic), ie about 1500 BC. Motif carvings and craftsmanship of that era are still very simple. Generally, geometric-patterned in the form of lines, dots, and arches, with clay, stone, wood, bamboo, leather, and animal horns. In the era known as the Bronze Age, which ranges from 500 to 300 BC, the material to make the carving has been progressing yanitu using material bronze, gold, silver and so forth.
Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja.
After Hinduism, Buddhism, Islam arrived in Indonesia, sculpture has developed very rapidly, in the form of production design, and motive. Carvings found in many agencies of the temple and the inscriptions that made ​​people in those days to commemorate the king.
Saat sekarang ukir batu paras putih mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinya sudah bergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja. Dewasa ini penggunaan seni ukir dengan batu paras putih untuk penghias taman atau untuk penghias dinding pada salah satu bagian teras masih sering dijadikan unsur dekoratif. Pemakaian batu alam tersebut bukan terbatas pada dinding atau teras saja tetapi juga pada ruangan keluarga.
When the white sandstone carving now experiencing rapid development. And its function has shifted from things that smell magically turned into only as a means of decoration only. Today the use of sculpture with white sandstone garden ornaments or to decorate a wall in one of the terraces are still often used as decorative elements. Use of natural stone is not limited to the wall or terrace but also the family room.


Refrensi: 
http://maindakon.blogspot.com
http://www.blogster.com 
http://translate.google.co.id

Post a Comment for "About Carving Art"